Sadis, Begal-begal Belia ini Tega Menghabisi Temannya Sendiri
Berita Hari Ini - Momen pembegalan yang dikerjakan beberapa pelaku pada korban-korbannya di beberapa lokasi Lampung senantiasa tersisa cerita getir.
Getir lantaran pelakunya nyatanya masihlah belia bahkan juga anak-anak (umur dibawah 17 th.). Lebih getir lagi lantaran korbannya juga masihlah anak-anak.
Segetir itukah? Lebih getir dari itu, pada pelaku yang masihlah demikian belia serta korban yang juga masihlah anak-anak nyatanya yaitu sesama rekan sendiri. Mereka sama-sama kenal, bahkan juga dekat serta sering main atau jalan serta nongkrong bareng.
Berikut dua cerita ironis paling memilukan dibalik masalah begal di Lampung Maret silam yang menewaskan rekan sendiri.
Tim Spesial Anti Bandit (Tekab) 308 Satreskrim Polres Lampung Tengah sukses membuka masalah pembegalan sadis yang berlangsung sepekan lantas. Terkecuali tahu jati diri korban, polisi juga menangkap dua orang tersangka.
Korban terdaftar bernama Riki (15), warga Punggur. Jasadnya diketemukan telah tak bernyawa di Kali Puja Asri, Kecamatan Trimurjo, Selasa (21/3) lantas.
Sesudah lakukan pengembangan, polisi sukses menangkap dua orang yang disangka sebagai tersangka. Keduanya yaitu Feri Ramadhan (21) serta Ardiansyah (19).
Kasatreskrim Polres Lampung Tengah AKP Resky Maulana menerangkan, penangkapan ke-2 tersangka berlangsung selesai jajarannya sukses mencari nomor hp paling akhir yang berkomunikasi dengan korban.
Resky menjelaskan, motif paling utama tindakan yang dikerjakan ke-2 tersangka yaitu lantaran menginginkan mempunyai sepeda motor korban.
”Saat itu, Feri yang disebut rekan korban dibujuk oleh Ardiansyah agar mengajak korban keluar untuk lalu di ambil motornya, ” terang Resky waktu mengadakan ekspose perkara di Mapolres Lamteng, Senin (28/3).
Resky meneruskan, perjumpaan Ardiansyah serta korban berawal dari daftar rekan di hp punya Feri. Ardiansyah menyuruh Feri mengajak korban untuk nongkrong di satu tempat.
Tanpa ada berprasangka buruk, korban mengiyakan ajakan itu. Mereka juga setuju berjumpa di tempat tinggal korban di Punggur.
Singkat narasi, Ardiansyah berhasil membujuk korban untuk pergi bersamanya ke Metro.
Mereka pergi dengan memakai sepeda motor korban. Sesaat Feri, tanpa ada sepengetahuan korban, dengan cara diam-diam membuntuti mereka dari belakang.
" Nyatanya tersangka Ardiansyah ini telah ada dua rekannya yang lain (masihlah buron). Saat hingga di TKP (tempat peristiwa perkara) dekat Kali Puja Asri, mereka mengeroyok korban lewat cara menghantamkan muka korban ke tiang besi serta membuangnya ke kali, " jelas Resky.
Feri mengakui saat itu mendengar teriakan korban yang memohon pertolongan. Ia juga mendengar nada beberapa pelaku yang memukuli korban dengan membabi buta.
" Saya dengar dia (korban) minta tolong serta beberapa pelaku mengatakan, ’Mati anda, mati, ’ " ungkap Feri.
Tetapi lantaran takut serta terasa bersalah, Feri pilih balik arah serta pulang ke tempat tinggal.
Supaya tak ketahuan, ia mendorong sepeda motornya. Feri juga mengakui tidak paham bila pada akhirnya Ardiansyah dkk tega menghabisi nyawa korban.
Kasatreskrim menjelaskan, awalannya polisi menangkap Ardiansyah di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, dua hari sesudah peristiwa. Satu hari berselang, giliran Feri yang diringkus di tempat tinggalnya.
Sekarang ini, keduanya ada di Mapolres Lamteng untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Polisi juga mengamankan tanda bukti sepeda motor punya korban.
Ingin Mancing, Sudar Bisa Mayat
Jasad Riki kali pertama diketemukan oleh Sudar, Selasa (21/3) sekitaran jam 12. 00 WIB. Saat itu, warga Punggur ini tengah memancing di sungai.
Tetapi, Sudar kaget waktu lihat sesosok mayat di sungai. Ia juga segera melaporkannya pada aparatur kampung setempat.
Setelah itu, warga serta aparatur kampung melaporkan penemuan mayat itu ke Mapolsek Trimurjo untuk lalu diautopsi. Kemudian, jasad korban dibawa ke kamar jenazah Tempat tinggal Sakit Demang Sepulau Raya.
Kapolsek Trimurjo Ajun Komisaris Edi Susanto membetulkan penemuan mayat.
Dia menyampaikan, badan korban saat diketemukan telah membengkak serta alami luka kronis dibagian muka. Sesaat dibagian badan yang lain tak diketemukan sisa luka apapun.
Selesai Dihabisi di Atas Motor, Bunga Pernah Jalan Minta Tolong serta Berikut yang Dikerjakan Beberapa Begal
Tim paduan Polda Lampung serta Polres Lampung Selatan sudah menangkap empat dari lima tersangka yang menghabisi Bunga Fikalia. Salah nya ialah rekan Bunga berinisial IR (17).
Direktur Reserse Kriminil Umum Polda Lampung Kombes Heri Sumarji menyampaikan, IR yaitu otak dari kejahatan ini. Tiga tersangka lain yaitu Ilham dengan kata lain Teweng (19), AN (17) serta SL (16). Satu tersangka lain berinisial FJ (26) tengah dijemput petugas dari Yogyakarta.
Dari adegan 17 sampai 25 tampak bagaimana sang eksekutor, FJ, menghabisi Bunga. FJ menghabisi korban memakai pisau, saat duduk diatas motor berbonceng tiga dengan korban serta IR.
Sesudah menusuk korban, lalu IH hampiri serta membawa motor korban. Setelah itu, korban ditinggalkan beberapa pelaku di dalam kebun. Korban pernah berusaha jalan serta memohon pertolongan.
Tetapi, usaha itu tak membawa hasil, sampai pada akhirnya terjatuh serta tak dapat bangun lagi.
Eksekutor Serahkan Diri
FJ (26), eksekutor pembunuh Bunga Fikalia (17), warga Natar, Lampung Selatan, pada akhirnya menyerahkan diri ke polisi.
Info yang di terima Tribun Lampung, tersangka tengah dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Lampung.
" Iya benar, tersangka FJ menyerahkan diri ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lalu petugas Polda Lampung menjemput kesana. Mungkin saja sekarang ini tengah dalam perjalanan, " ungkap Heri Sumarji.
Heri menjelaskan, pasca peristiwa, FJ segera melarikan diri ke Yogyakarta. Tetapi, ia pada akhirnya menyerahkan diri ke Polda DIY.
Pada Senin (3/4), badan Bunga yang berlumuran darah diketemukan warga di tepi Jalan Dusun Karang Indah, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan sekitaran jam 17. 30 WIB.
Nyawa perempuan bertubuh mungil itu tak tertolong di ruangan ICU RS Bhayangkara Polda Lampung lantaran luka-lukanya yang terlalu kronis.
Parutan kelapa
Pergi mengambil parutan kelapa di pasar, Bella (17) didapati keluarganya di kamar jenazah dengan luka sabetan yang disangka jadi korban pelaku begal.
Korban alami dua luka besar di perut serta tangan serta pernah dirawat di ruangan ICU Tempat tinggal Sakit Bhayangkara Bandar Lampung.
Paman korban, Purwoto, mengatakan, telah jadi kebiasaan sore, Bella mengambil kepala parut ke pasar.
" Umumnya dia tidak lama ke pasar. Kan tinggal ambillah kelapa parut. Segera pulang ke tempat tinggal lantaran ingin digunakan Ibunya untuk bikin kue. Telah lewat jam 5 sore tadi kok tidak pulang-pulang. Selalu kami telepon. Lha kaget sekali kok jadi Ayah Polisi yang angkat serta suruh saya kesini. Saya telah lemas saja bawaannya, " kata Parwoto, Selasa (4/4/2017).
Parwoto malah cemas keponakannya itu jadi korban penipuan hingga pernah tak yakin.
Terlebih sekalipun tak memiliki firasat bakal ditinggal pergi perempuan mungil itu.
0 comments:
Posting Komentar