DUH! Sri Mulyani Tak Tahu Ke Mana Larinya Uang Utang, Netizen: Bukan Nggak Tau, Cuma Nggak Mau Bilang
Berita Hari Ini - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak dapat menjawab dengan detil saat Anggota Komisi XI Fraksi Gerindra Haerul Saleh bertanya tentang sumber utang pemerintah serta pengalokasian utang pada bidang mana saja.
Ani menyebutkan, utang pemerintah adalah utang berbentuk defisit finance atau utang yang dikerjakan untuk menutupi defisit biaya. Ani katakan beberapa besar utang yang didapat yaitu lewat penerbitan surat bernilai negara (SBN) baik syariah ataupun konvensional.
Utang itu segera masuk ke kas negara layaknya seperti penerimaan pajak, atau mungkin dengan kata beda jadi satu dengan penerimaan pajak. Dia menjelaskan, bentuk utang lewat SBN berlainan dengan utang multilateral atau bilateral yang segera dapat diidentifikasi segera untuk project pembangunan infrastruktur spesifik.
“Sebetulnya, uang utang serta uang pajak berkumpul jadi satu didalam kas negara, namun saya tidak dapat identifikasi apakah ini uang utang atau uang pajak. lalu kita belanjakan ke pemda pemerintah pusat. Jadi tidak dapat katakan utang USD1 perginya ke mana. Bila pinjam untuk project pada ADB umpamanya untuk irigasi jadi kita ketahui segera, ” kata Ani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 24 Juli 2017.
Ani katakan meski sekian, dianya dapat ketahui dengan persis berapakah jumlah surat bernilai negara yang diterbitkan, tanggal berapakah diterbitkan, suku bunganya berapakah serta jatuh temponya kapan.
Disamping itu, Haerul terlebih dulu memohon supaya perintah lebih terbuka tentang utang yang dipandangnya menggelisahkan orang-orang. Dia memohon supaya diberi data sumber utang serta pengalokasiannya. Sebab dia lihat, utang yang dikerjakan tidam efisien serta berikan efek positif pada ekonomi Indonesia intinya penciptaan lapangan kerja.
“Memohon memohon supaya kita diberi data mengenai utang yang masuk pada negara kita serta pengalokasiannya pada siapapun. Supaya kita dapat terangkan keresahan-keresahan, ” terang Haerul.
0 comments:
Posting Komentar