Demi Keloni Janda Gratis Pria Ini Nyamar Jadi TNI Hancur Babak Belur Dihajar Massa
Berita Hari Ini - SAMPAI th. 1970-an, dengan ngaku TNI orang dapat naik bis serta KA gratisan. Saat ini, Sarjan, 40, dengan mengakui TNI berpangkat kapten, coba “naik” janda gratisan. Sudah pasti warga tersinggung. Pada akhirnya TNI abal-abal itu hampir sesi belur dikeroyok warga, karna saat ingin dikroscek ke kesatuan jadi kabur.
Walau upah TNI itu relatif kecil, beberapa orang desa yang menginginkan bertemumikan tentara. Nyatanya kesempatan ini digunakan beberapa orang yang berjiwa penipu. Dengan berseragam TNI yang dibelinya di tukang loak, jadilah seorang berpenampilan seperti prajurit sapta margais. Walau sebenarnya aslinya orang ini sebatas lelaki nylekuthis (tidak miliki malu).
Tingkah laku Sarjan, lelaki dari Jember ini sesuai sama itu. Aslinya dia ini penganggur tertutup, dalam arti tidak miliki pekerjaan tetaplah. Namun jadi lelaki normal, dia juga gampang tertarik pada wanita cantik, tanpa ada ingin berpikir : bila dirinya bersedia, ingin diberi makan apa? Sebab perempuan cantik serta buruk itu tidak maulah bila cuma ditanggung bonggol tanpa ada benggol menyertainya.
Di Lengkong, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, tinggalah mbok randa dadapan, eh……janda cantik bernama Sri Lestari, 40. Karna dia memanglah pintar mematut diri, penampilannya dapat terlihat 10 th. lebih muda. Waktu umur 30 penampilannya seperti 20 th. saja. Waktu umur 20 th., tongkrongannya seperti 10 th.. Bagaimana saat umur 10 th., apakah Sri Lestari seperti bayi baru lahir?
Tidak tahulah, seperti apa Sri Lestari waktu umur 10 th. itu. Yang pasti, pada tampilan umur 40 th. saat ini, hal tersebut buat lelaki bernama Sarjan senantiasa gundah gulana dilamun asmara. Dia menginginkan sekali dapat mempersuntingnya. Namun dengan status jadi pekerja serabutan, mana sudi Sri Lestari bertemumikan dianya.
Mendadak dipikiran Sarjan keluar ide konyol, jadi TNI gadungan saja. Langkah tersebut begitu sangat mungkin, karna postur badan Sarjan memanglah atletis, rambutnya cepak juga. “Kayaknya, dalam umur begini paling pas saya mesti jadi TNI berpangkat kapten anumerta, ” kata batin Sarjan, maklum dia tidak tahu persis kepangkatan di TNI.
Tak tahu bisa uang dari tempat mana, Sarjan berhasil mempunyai seragam TNI berpangkat kapten di tukang loak. Penampilannya memanglah memberikan keyakinan. Saat dia berhasil berteman dengan janda Sri Lestari, kelihatannya perempuan itu memberi angin fresh. Sebab “kapten” Sarjan memanglah cukup tampan, pandai bicara, santun serta seiman juga. Bukti riil, saat dia pura-pura kemalaman, jadi dipersilakan nginep.
Bak orang ngantuk disorongkan bantal, Sarjan tidak ingin melepas peluang emas itu. Dia yang awalannya tidur di kamar sendiri, diam-diam menyusul tidur di ranjang yang sama juga dengan janda Sri Lestari. Tidur berdua tidak ada penolakan, pada akhirnya janda itu ditidurinya sekalian. Nyatanya si janda merem melek keasyikan.
Beda hari dengan baju yang sama, kembali “kapten” Sarjan nginep sekali lagi, serta kelonan sekali lagi. Lama-lama tetangga jadi berprasangka buruk. Ini kok ada tentara kok setiap malam tidur dirumah janda, tentara desersi, kali ya? Penggerebekan juga dikerjakan. Sarjan mengakui berdinas di Pasipam Ops Denma Divif 2 Kostrad. Mana KTA-nya? Jawab Sarjan mudah saja, ketinggal.
Warga mulai berprasangka buruk. Sebab saat ingin diantar ke kantor kesatuannya, jadi berupaya kabur dengan sepeda motornya. Segera kapten gadungan itu dikeroyok, hingga lalu Pak Kades mengamankannya serta menyerahkannnya ke Polsek Mumbulsari.
Tentara kok tidak tahu anumerta, karna hanya modal “anu” sich.
0 comments:
Posting Komentar